PAREPARE, UB- Fastabiqul Khaerat (Berlimba-lomba) menuju kebaikan, demikian program yang digalakkan Lapas II A Parepare ini. Mereka membimbing warga binaan pemasyarakatan (WBP), yang memeluk agama Islam dengan tujuan agar mereka setelah menjalani padanya telah memiliki tiang agama dan tidak akan mengulangi perbuatannya.
Bimbingan Islam secara gratis digelar ini Lapas Parepare menghadirkan Ustadzah Mulyani Nurdin, S.Pd dari Al Wahdah Islamiyah Kota Parepare, Sabtu, 15 Februari 2025. Antusias WBP mengikuti kegiatan ini.
Kepala Lapas IIA Parepare, Totok Budiyanto, A.Md.IP, SH menyampaikan, pembinaan dan bimbingan keagamaan digelarnya merupakan tambahan dari program kerohanian warga binaan.
“Jadi tujuannya untuk meningkatkan ketaqwaan, keimanan, kesadaran beragama dan akhlak warga binaan. Dan Isya Allah mereka (WBP) nantinya memiliki tiang agama agar tercegah perbuatan keji dan mungkar. Sebagai mana mereka di bimbing melaksanakan salat dan belajar ibadah lainnya,” beber Totok.
Selain itu kata Totok program yang digalakkan itu sebagai upaya untuk membina mental spiritual warga binaan agar mereka dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan serta memperbaiki dirinya selama menjalani masa hukumannya.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini dan akan mendukung terhadap peningkatan kualitas keagamaan bagi warga binaan yang saat ini sedang menjalankan masa pidananya di Lapas IIA Parepare,” ujarnya.
Menurut Totok kegiatan digelar tersebut sesuai dengan yang diamanatkan dalam UU R.I No. 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan utamanya terkait dengan mental kerohanian Warga Binaan Pemasyarakatan.
“Termasuk menindak lanjuti 21 Arahan dan Perintah Direktur Jenderal Pemasyarakatan point keempat yaitu Tingkatkan ibadah bagi seluruh Pegawai maupun Warga Binaan yang beragama Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu di semua UPT Pemasyarakatan,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Subseksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Nur Alim Syah, SH mengatakan bimbingan metode Dirosa adalah metode pembelajaran membaca Al-Qur’an untuk orang dewasa yang dikembangkan oleh Wahdah Islamiyah.
“Tujuannya pembinaan dan bimbingan keagamaan metode Dirosa yakni, memberikan kemampuan kepada peserta untuk membaca Al-Qur’an dengan baik, lancar, dan benar, memberikan pengetahuan dasar-dasar keislaman, membantu peserta yang belum bisa membaca Al-Qur’an atau yang masih terbata-bata, membantu peserta yang sudah lancar membaca Al-Qur’an tetapi masih terdapat kesalahan bacaan,” urai Nur Alim Syah.
Ustadzah Mulyani Nurdin, S.Pd dari Al Wahdah Islamiyah Kota Parepare menegaskan bahwa metode Dirosa yang diberikan kepada warga binaan dilaksanakan pembinaan dan bimbingan secara rutin setiap hari Sabtu.
Adapun materinya kata Ustadzah Mulyani Nurdin yaitu menggunakan pembinaan dasar-dasar keislaman dan menggunakan materi hafalan yang ringan (termasuk doa sehari-hari) sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah.
Sekedar diketahui jika Program Pembinaan dan Bimbingan Keagamaan bagi warga binaan di Lapas IIA Parepare juga melakukan kerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Kota Parepare. Hal ini sejalan dengan Visi dan Misi Presiden RI Tentang Asta Cita dan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi Dan Pemasyarakatan RI.
Sebanyak 10 orang petugas penyuluh agama Islam dan 1 orang petugas penyuluh agama Kristen melaksanakan kegiatan penyuluhan agama setiap hari Senin sd Kamis. Dalam mewujudkan pembangunan Zona Integritas Menuju WBBM Lapas IIA Parepare terus meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan stakeholder terkait guna memberikan pelayanan terbaik kepada warga binaan dan masyarakat secara gratis tanpa dipungut biaya apapun. (*)